Segala puji bagi ALLAH SWT, yang dengan kehendak-Nya . Shalawat dan salam kita haturkan kepada Rasulullah SAW yang telah mengajarkan kepada umatnya segala sesuatu yang bermanfaat, baik dalam perkara agama maupun dunia mereka, yang diantaranya adalah mengajarkan umatnya bagaimana cara menjaga kesehatan ruhani dan jasmani serta cara pengobatan dari beragam penyakit. Juga shalawat dan salam kita sampaikan kepada keluarga beliau, sahabat-sahabatnya serta siapa saja yang berjalan di atas jalan mereka hingga akhir zaman.
Diriwayatkan dari Said bin Jubair RA dari Ibnu Abbas
RA dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda:“Kesembuhan bisa diperoleh dengan
tiga cara: minum madu, sayatan pisau bekam, dan sundutan besi panas, dan aku
melarang umatku (menggunakan) pengobatan dengan besi panas”(HR. Al-Bukhari,
dikeluarkan juga oleh Ibnu Majah, Ahmad dan Al-Bazzar)
Bekam merupakan metode pengobatan dengan cara
mengeluarkan darah yang terkontaminasi toksin atau oksidan dari dalam tubuh
melalui permukaan kulit ari. Dalam istilah medis dikenal dengan istilah
‘Oxidant Release Therapy’ atau ‘Oxidant Drainage Therapy’ atau istilah yang
lebih populer adalah ‘detoksifikasi’. Cara ini lebih efektif dibandingkan
dengan cara pemberian obat antioksidan (obat kimiawi) yang bertujuan untuk
menetralkan oksidan di dalam tubuh sehingga kadarnya tidak makin tinggi. Tapi
jika efek obat antioksidan sudah habis, oksidan akan tumbuh dan berkembang
kembali. Karena itu, para dokter biasanya memberikan obat antioksidan secara
kontinyu.
Banyak manusia yang tidak menyadari bahwa Allah SWT tidak pernah menciptakan manusia dengan ditinggalkan begitu saja,Allah Swt senantiasa selalu memberikan rahmat kasih sayangnya kepada seluruh makhluknya tanpa membeda-bedakannya.Justru yang membeda-bedakan itu diri kita sendiri.
Setiap kali
penyakit muncul, pasti Allah SWT juga menciptakan obatnya. Sabda Rasulullah
SAW: “Tidaklah Allah SWT menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia turunkan
penyembuhnya.” (HR. Al-Bukhari dan Ibnu Majah)
Hanya saja ada manusia yang mengetahuinya dan ada yang
tidak mengetahuinya. Kenyataan lain yang harus disadari oleh manusia, bahwa
apabila Allah SWT secara tegas memberikan petunjuk pengobatan, maka petunjuk
pengobatan itu sudah pasti lebihbersifat pastidanbernilai absolut.
Dan memang demikianlah kenyataannya. Islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW,
bukan saja memberi petunjuk tentang perikehidupan dan tata cara ibadah kepada
Allah SWT secara khusus yang akan membawa keselamatan dunia dan akhirat, tetapi
juga memberikan banyak petunjuk praktis dan formula umum yang dapat digunakan
untuk menjaga keselamatan lahir dan batin, termasuk yang berkaitan dengan
terapi atau pengobatan. Petunjuk praktis dan kaidah medis tersebut banyak
sekali didemonstrasikan oleh Rasulullah SAW dan diajarkan kepada para
sahabatnya. Bila kesemua formula dan kaidah praktis itu dipelajari secara
seksama, tidak syak lagi bahwa kaum Muslimin dapat mengembangkannya menjadi
sebuah sistem dan metode pengobatan yang tidak ada duanya. Disitulah akan
terlihat korelasi yang erat antara sistem pengobatan Ilahi dengan sistem
pengobatan manusia.
Karena Allah
SWT telah menegaskan: “Telah diciptakan bagi kalian semua segala apa yang
ada di muka bumi ini.”Ilmu pengobatan berikut segala media dan materinya,
termasuk yang diciptakan oleh Allah SWT untuk kepentingan umat manusia.
Jabir RA membawakan hadits dari Rasulullah SAW: “Setiap
penyakit ada obatnya. Maka bila obat itu mengenai penyakit akan sembuh dengan
izin Allah SWT.” (HR. Muslim)
Al-Qur`an dan As-Sunnah yang shahih sarat dengan
beragam penyembuhan dan obat yang bermanfaat dengan izin Allah SWT. Sehingga
mestinya kita tidak terlebih dahulu berpaling dan meninggalkannya untuk beralih
kepada pengobatan kimiawi yang ada di masa sekarang.
Karena itulah Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah berkata: “Sungguh
para tabib telah sepakat bahwa ketika memungkinkan pengobatan dengan bahan
makanan maka jangan beralih kepada obat-obatan kimiawi. Ketika memungkinkan
mengkonsumsi obat yang sederhana, maka jangan beralih memakai obat yang
kompleks. Mereka mengatakan: ‘Setiap penyakit yang bisa ditolak dengan
makanan-makanan tertentu dan pencegahan, janganlah mencoba menolaknya dengan
obat-obatan kimiawi’.”
Ibnul Qayyim juga berkata: “Berpalingnya manusia
dari cara pengobatan nubuwwah seperti halnya berpalingnya mereka dari
pengobatan dengan Al-Qur`an, yang merupakan obat bermanfaat.” Dengan
demikian, tidak sepantasnya seorang muslim menjadikan pengobatan nabawiyyah
sekedar sebagai pengobatan alternatif. Justru sepantasnya
dia menjadikannya sebagai cara pengobatan yang utama, karena kepastiannya
datang dari Allah SWT lewat lisan Rasul-Nya SAW. Sementara pengobatan dengan
obat-obatan kimiawi (pengobatan cara barat) kepastiannya tidak seperti
kepastian yang didapatkan denganthibbun nabawi. Pengobatan yang
diajarkan Nabi SAW diyakini kesembuhannya karena bersumber dari wahyu.
Sementara pengobatan dari selain Nabi SAW kebanyakannya dugaan atau dengan
pengalaman / uji coba.
Namun tentunya, berkaitan dengan kesembuhan suatu
penyakit, seorang hamba tidak boleh bersandar semata dengan pengobatan
tertentu, dan tidak boleh meyakini bahwa obatlah yang menyembuhkan sakitnya.
Seharusnya ia bersandar dan bergantung kepada Dzat yang memberikan penyakit dan
menurunkan obatnya sekaligus, yakni Allah SWT. Seorang hamba hendaknya selalu
bersandar kepada-Nya dalam segala keadaannya. Hendaknya ia selalu berdoa
memohon kepada-Nya agar menghilangkan segala kemudharatan yang tengah
menimpanya.
Pada saat ini di negeri-negeri barat (Eropa dan
Amerika) melalui penelitian ilmiah, serius dan terus-menerus menyimpulkan
fakta-fakta ilmiah bagaimana keajaiban bekam sehingga mampu menyembuhkan
berbagai penyakit secara lebih aman dan efektif dibandingkan metode kedokteran
modern. Sehingga bekam mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari dan
bermuncullah Ahli Bekam serta Klinik Bekam di kota-kota besar di Amerika dan
Eropa.Bahkan pada tahun-tahun terakhir ini pengobatan dengan bekam telah
dipelajari dalam kurikulum fakultas kedokteran di Amerika, walaupun mereka
tidak pernah mau mengakui bahwa bekam adalah warisan Rasulullah SAW, dokter
terbaik sepanjang zaman. Ironisnya, sekarang ini orang Islam sendiri masih
memandang sinis terhadapthibbun nabawi, padahal kita semua mengakui
secara lisan bahwa Rasulullah SAW adalahuswatun khasanah. Semoga Allah
SWT menyelamatkan aqidah kita!
Berdasarkan laporan umum penelitian tentang pengobatan
dengan metode bekam tahun 2001 M (300 kasus) dalam buku Ad Dawa’ul-Ajib yang
ditulis oleh ilmuwan Damaskus Muhammad Amin Syaikhu didapat data sebagai
berikut: 1) dalam kasus tekanan darah tinggi, tekanan darah turun hingga
mencapai batas normal, 2) dalam kasus tekanan darah rendah, tekanan darah naik
hingga batas normal, 3) kadar gula darah turun pada pengidap kencing manis
dalam 92,5 % kasus, 4) jumlah asam urat di darah turun pada 83,68% kasus, 5)
pada darah bekam yang keluar, didapati bahwa eritrosit yang didalamnya
berbentuk aneh, tidak berfungsi normal, menganggu kinerja sel lain.
Dari Jabir RA, bahwa ada seorang wanita Yahudi dari
penduduk Khaibar memasukkan racun ke dalam daging domba yang dipanggang, lalu
menghadiahkannya kepada Rasulullah SAW. Beliau mengambil bagian kaki dan
memakan sebagian darinya. Beberapa orang sahabat yang bersamanya juga ikut
memakannya. Sebagian sahabat yang terlanjur memakannya ada yang meninggal. Lalu
Rasulullah SAW melakukan pengobatan dengan hijamah(bekam) di bagian pundaknya
karena daging yang terlanjur beliau makan. Yang mengobatinya adalah Abu Hindun,
dengan menggunakan tulang tanduk dan mata pisau.
Untuk pembinaan kesehatan rohani dan jasmani,
Rasulullah SAW mengajarkan berbagai teknik pengobatan atau terapi sebagaimana
terdapat dalam Shahih Bukhari dari Said Ibnu Jabir RA dari Ibnu Abbas RA dari
Nabi SAW, bahwa Rasululllah SAW bersabda: “Kesembuhan itu ada dalam tiga
hal, yaitu dalam minum madu, sayatan alat hijamah atau sundutan api. Namun aku
melarang umatku melakukan sundutan.”
Bahkan Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya cara
pengobatan paling ideal yang kalian pergunakan adalah hijamah (bekam).”(Muttafaq
‘alaihi) Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Jika pada sesuatu
yang kalian pergunakan untuk berobat itu terdapat kebaikan, maka hal itu adalah
bekam (hijamah).”(HR. Ibnu Majah, Abu Dawud) Sabda Rasulullah SAW: “Sebaik-baik
pengobatan yang kalian lakukan adalah al hijamah.” (HR. Ahmad, shahih)
Beberapa Hadits tentang Hijamah (Bekam)
Para malaikat menyampaikan wasiat tentang hijamah. Dari
Abdullah bin Mas’ud RA, dia berkata: “Rasulullah SAW pernah menyampaikan sebuah
hadits tentang malam dimana beliau diperjalankan bahwa beliau tidak melewati
sejumlah malaikat melainkan mereka semua menyuruh Beliau SAW dengan mengatakan:
“Perintahkanlah umatmu untuk berbekam“” (Shahih Sunan at-Tirmidzi,
Syaikh al-Albani (II/20), hasan gharib).Pada malam aku di-isra’kan, aku
tidak melewati sekumpulan malaikat melainkan mereka berkata:“Wahai
Muhammad suruhlah umatmu melakukan bekam.” (HR Sunan Abu Daud, Ibnu Majah,
Shahih Jami’us Shaghir 2/731) Dari Ibnu ‘Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah
aku berjalan melewati segolongan malaikat pada malam aku diisra’kan, melainkan
mereka semua mengatakan kepadaku: ‘Wahai Muhammad, engkau harus berbekam’.”
(Shahih Sunan Ibnu Majah, Syaikh al-Albani (II/259)) Dari Ibnu Umar RA,
Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah aku melewati satu dari langit-langit yang
ada melainkan para malaikat mengatakan: ‘Hai Muhammad, perintahkan ummatmu
untuk berbekam, karena sebaik-baik sarana yang kalian pergunakan untuk berobat
adalah bekam, al-kist, dan syuniz semacam tumbuh-tumbuhan’.” (KitabKasyful
Astaar ‘an Zawaa-idil Bazar, karya al-Haitsami (III/388))
Imam Ghazali berpendapat, yang dinukilkan dalam kitabTasyirul
Fiqih lil Muslimil Mu’ashiroleh Dr. Yusuf Qardhawi: “Al Hijamah adalah
termasuk fardhu kifayah. Jika di suatu wilayah tidak ada seorang yang
mempelajarinya, maka semua penduduknya akan berdosa. Namun jika ada salah
seorang yang melaksanakannya serta memadai, maka gugurlah kewajiban dari yang
lain. Menurut saya, sebuah wilayah kadang membutuhkan lebih dari seorang. Tapi
yang terpenting adalah adanya jumlah yang mencukupi dan memenuhi seukuran
kebutuhan yang diperlukan. Jika di sebuah wilayah tidak ada orang yang Muhtajib
(ahli bekam), suatu kehancuran siap menghadang dan mereka akan sengsara karena
menempatkan diri di ambang kehancuran. Sebab Dzat yang menurunkan penyakit juga
menurunkan obatnya, dan memerintahkan untuk menggunakannnya serta menyediakan
sarana untuk melaksanakannya, maka dengan meremehkannya berarti sebuah
kehancuran telah menghadang.”



